Minggu, 03 Januari 2016

makalah kategori makna leksikal, oleh Egi Purnama


KATEGORI MAKNA LEKSIKAL

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah
SEMANTIK

 








Disusun oleh :
              Egi Purnama
    


DIKSATRASIADA
FAKULTAS KEGURUAN DAL ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN 2015






















KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kategori Makna Leksikal” untuk tugas matakuliah “Semantik” tepa tpada waktunya.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan dari semuapihak demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata kami sampaikan terimaksih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah swt. Senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.


Pandeglang, Desember 2015


Penyusun










DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ ............................................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................... ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  LatarBelakang.......................................................................................................... 1
1.2  TujuanPenulisan.............................................................................. .......................................................................................................... 1
1.3  RumusanMasalah............................................................................. .......................................................................................................... 1
1.4  MetodePenulisan.............................................................................. .......................................................................................................... 2
1.5  SistematikaPenulisan....................................................................... .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kategori Makna Leksikal................................................................ ................................................................................................................ 3
       2.1.1  Kategori Nominal.................................................................        3
       2.1.2  Kategori Verbal.....................................................................        6
       2.1.3 Kategori Adjektival ..............................................................        8
                   2.1.4 Kategori Pendamping............................................................                    9
                   2.1.5 Kategori Penghubung.............................................................                    10
                  
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................        12
3.2 Penutup............................................................................................        12
































BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Studi gramatika katagori kata adalah hal yang tidak pernah lepas dari pembicaraan.Dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada buku tata bahasa, baik yang tradisional maupun yang bukan, yang tidak membicarakan masalah kategori.Begitu penting, ruwet, dan kompleksnya persoalan kategori makna leksikal, sehingga tidak selesai-selesai dibicarakan orang dan tidak pernah ada kesepakatan di antara para ahli.
Secara umum kategori gramatikal yang banyak diikuti, membagi kata menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) kelompok yang disebut kata penuh (full word) dan (2) kelompok yang disebut partikel atau kata tugas (function word) ke dalam kelompok pertama termasuk kata dari kelas verbal, nominal, ajektival, dan adverbial; dan juga dalam kelompok kedua termasuk kata-kata yang disebut preposisi, konjungsi, dan interjeksi. Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah morfem dasar yang belum berkategori baik gramatikal maupun semantikal, misalnya morfem acu, juang, henti, kibar, kitar danremang.
Secara gramatikal morfem-morfem tersebut tidak dapat muncul dalam satuan-satuan sintaksis tanpa bergabung dulu dengan morfem-morfem tertentu,  baik afiks maupun morfem dasar lainnya. Secara semantik morfem-morfem itu pun dianggap tidak bermakna. Sehingga dalam kamus Poerwadarminta (1982) maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) morfemorfem tersebut memang didaftar sebagai lema (entri) tetapi tidak bermakna yang diberi makna adalah bentuk derivasinya.
Pembahasan berikut akan dideskripsikan leksikal bahasa indonesia berdasarkan kategori semantiknya dengan menyebutkan ciri-ciri makna (komponen makna) yang menonjol dari setiap kelompok leksem, tetapi dengan tetap bertumpu pada kategori gramatikalnya.
1.2 Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa saja yang termasuk kategori makna leksikal

1.3.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapatdi dalam makalah ini yaitu:
1.     Apa sajakah bagian kategori leksikal?
2.      Deskripsikan leksikal bahasa berdasarkan katagori leksikal dari setiap kelompok leksem?

1.4.Metode Penulisan
Pencarian dan pengamatan yang diambil dari berbagai sumber ilmu pengetahuan, diantaranya : buku dan internet.
1.5.Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.Pada awal bagian awal yaitu bagian cover, kata pengantar dan daftar isi. Kemudian pada bagian utama penulis membagi tiga bab yaitu bab pertama merupakan pendahuluan yang teridir dari :
1.     Latar belakang
2.     Tujuan Penulisan
3.     Rumusan Masalah
4.     Metode penulisan
5.     Sistematika penulisan
Bab kedua berisi uraian yang terdir dari :Kategori Nominal, Kategori Verbal, Kategrori Ajektival, Kategori Pendamping, dan Kategori Pengubung
Bab ketiga merupakan kesimpulan dan saran.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Kategori Makna Leksikal
Dalam Studi gramatika kategori kata merupakan hal yang tidak pernah lepas dari pembicaraan. Boleh dibilang hamper tidak ada buku tata bahasa, baik yang tradisional maupun yang bukan, yang tidak membicarakan masalah kategori itu. Dalampembicaraan berikut akan dicoba mendeskripsikan leksikon bahasa Indonesia berdasarkan kategori semantiknya dengan menyeburkan ciri-ciri makan (komponen makna) yang menonjol dari setiap kelompok leksem, tetapi dengan tetap berpumpun pada kategori gramtikalnya.
2.1.1 Kategori Nominal
Kata-kata atau leksem-leksem nominal dalam bahasa Indonesia secara semantik mengandung ciri makna [+Benda ( B)]; dan oleh karena itu leksem-leksem nominal secara struktural akan selalu dapat didahului oleh preposisi di atau pada. Berdasarkan analisis semantik lebih lanjut leksem-leksem nominal ini dapat dikelompokkkan atas tipe-tipe:
Ø  Tipe 1
Tipe I berciri makna utama [+Benda, + Orang (O)].Tipe satu ini terbagi atas enam subtipe I yang masing-masing berbeda pada ciri makna ketiga. Keenam suptipe I ini adalah:
v  Subtipe 1, yang berciri makna [+Benda, +orang, +Nama Diri (ND)]
v  Subtipe 2 yang berciri makna ( + B, +O, +Nama Perkerabatan (NK)]
v  Subtipe 3 yan berciri makna [ + B, +O, + Nama Pengganti (NP)]
v  Subtipe 4 yang berciri makna [ +B, +O, Nama Jabatan (NJ)]
v  Subtipe 5 yang berciri makna [+B, +O dan Nama Gelar (NG)]
v  Subtipe 6 yang berciri makna [ +B, +O, + Nama Pangkat (NP)]


Ø  Tipe 2
Berciri makna utama [+B dan institusi (I)].Contoh : pemerintah, DPR, SMA, danPelni. Selain itu leksem-leksem nominal tipe II ini juga memiliki ciri makna [+Orang metaforis (Om), +K, +H].Jadi secara keseluruhan leksem-leksem nominal ini berciri makna [+B, +I, +Om, +K, dan +H].Ciri makna [+Om menyebabkan leksem nominal tipe II ini dapat menduduki fungsi gramatikal seperti leksem tipe I.
Ø  Tipe 3
Berciri makna utama [+B, +Binatag (Bi)]. Contoh: tongkol, kucing, gelatik, harimau, dan onta. Selain itu leksem-leksem nominal tipe III ini memiliki pula ciri makna [+Ny, +K, dan +H]. Dengan demikian secara keseluruhan leksem-leksem nominal tipe III ini berciri makna [+B, +Bi, +Ny, +K, dan +H].
Ø  Tipe 4
Berciri utama [+B dan +Tumbuhan (T)]. Leksem nominal tipe IV ini terdiri atas 3 subtipe, yaitu:
v  Subtipe 1 yang berciri makna utama [+B, +T]
v  Subtipe 2 yang berciri makna utama [+B +Pohon (PO)]
v  Subtipe 3 yang berciri makna utama [+B, + Tanaman (TA)]

Ø  Tipe 5
Berciri makna utama [+B, Buah-buahan (Bb)].Misalnya mangga, rambutan, pisang dan nanas.Selain itu tipe ini juga memiliki makna [+H, +K, dan –Hi]. Jadi secara keseluruhan tipe ini memiliki makna [+B, +Bb, +H, +K, dan –Hi]
Ø  Tipe 6
Berciri makna utama [+B, +Bunga-bungaan (Bbu)].Misalnya mawar, melati, kamboja, kembang sepatu, dan kenanga.Selain itu leksem ini juga berciri makna [+H, +K, dan -Hi].Jadi secara keseluruhan tipe ini memiliki ciri makna [+B, +Bbu, +H, +K, dan –Hi].

Ø  Tipe 7
Berciri makna utama [+B, +Peralatan (Al). Tipe ini terbagi atas sembilan subtipe, yaitu:
v  Subtipe 1 yang berciri makna utama [ +B, +Al, dan Masak (Ms)]
v  Subtipe 2 yang berciri makna utama [+B, +Al + Makan (Mk)]
v  Subtipe 3 yang mengandung ciri makna utama [+B +Al, dar +Pertukangan (Tk)]
v  Subtipe 4 yang mengandung cirri makna utama [+B +Al, dan Perbengkelan (BK1)]
v  Subtipe 5 yang mengandung ciri makna utama [+B +Al, dan +Pertanian (Tn)]
v  Subtipe 6 yang memiliki ciri makna utama [+B +Al, dan Perikanan (Ik)]
v  Subtipe 7 yang berciri makna utama [+B +Al, dan Rumah Tangga (Rt)]
v  Subtipe 8  yang berciri makna utama [+B +Al, dan Tulis Menulis (Tm)]
v  Subtipe 9 yang berciri makna utama [+B +Al, dan Olah Raga (Or)]
Ø  Tipe 8
Tipe ini mengandung ciri makna utama [+B,  +Makanan-minuman (Mm)]. Contohnya nasi, teh manis, susu, bakso, dan roti. Selain iti tipe ini juga berciri makna [+K, -H, dan –Hi]. Secara keseluruhan tipe ini berciri makna [+B, +Mm, +K, -H, dan –Hi].

Ø  Tipe 9
Tipe ini mengandung ciri makna utama [+B, +Geogrefi (Ge)].Contohnyasungai, gunung dan laut.Selain itu tipe ini juga berciri makna [+K, +H, -Hi].Secara keseluruhan tipe ini berciri makna [+B, +Ge, +K, +H, dan –Hi].
Ø  Tipe 10
Tipe ini berciri makna utama [+B, +Bahan baku (Bb). Contoh pasir, semen, batudan kayu.  Selain itu tipe ini juga berciri makna [+K, dan –H].Secara keseluruhan tipe ini berciri makna [+B, +Bb, +K, dan –Hi].
2.1.2 Kategori Verbal
Leksem-leksem verbal dalam bahasa Indonesia secara semantik ditandai dengan mengajukan tiga macam pertanyaan terhadap subjek tempat “verba” menjadi predikat klausanya. Ketiga pertanyaan itu adalah (1) apa yang dilakukan subjek dalam klausa tersebut, (2) apa yang terjadi terhadap subjek dalam klausa tersebut, dan (3) bagaimana keadaan subjek dalam klausa tersebut.
Berdasarkan analisis semantik, sejalan dengan Tampubolon (1979, 1988 a, 1988 b dalam Chaer), kategori verbal dapat dibedakan menjadi dua belas tipe. Keduabelas tipe itu adalah sebagai berikut:
Ø  Tipe 1
Tipe ini adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau aksi.Pelaku verba ini adalah sebuah maujud berupa sebuah nomina yang berciri makna [+bernyawa]; dan tindakan sebagai penggerak tindakan yang disebutkan oleh verba tersebut.
Secara semantik, verba tipe I ini sebenarnya dapat dibedakan lagi menjadi verba tindakan yang (1) pelakunya adalah manusia, (2) pelakunya adalah manusia dan bukan manusia, dan (3) pelakunya bukan manusia.Contohnya adalah leksem baca dan tulisadalah tindakan yang termasuk kelompok manusia; makan dan minum adalah verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya manusia dan bukan manusia; sedangkanpagut dan patuk adalah verba tindakan yang pelakunya bukan manusia.
Ø  Tipe 2
Adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman.Pada verba ini pelakuya adalah sebuah maujud berupa nomina berciri makna [+bernyawa] dan bertindak sebagai penggerak tindakan yang disebut oleh verba tersebut sekaligus dapat pula sebagai maujud yang mengalami (secara kognitif, emosional, atau sensasional) tindakan yang dinyatakan oleh verba tersebut. Contoh:
-  Dia menaksir harga mobil bekas itu
- Beliau menjawab pertanyaan para wartawan.
Dia pada kalimat pertama adalah maujud yang melakukan tindakan itu dan sekaligus mengalaminya.Begitu juga denga pada kalimat kedua.Yang melakukan tindakan dan yang mengalaminya tidak harus selalu berupa maujud yang sama. Namun bisa juga atau lazimnya adalah berupa dua maujud yang berbeda.
Ø  Tipe 3
Tipe ini adalah verba yang menyatakan tidakan dan pemilikan (benafaktif). Pelaku verba ini adalah maujud berup nomina berciri makna [+bernyawa] dan bertindak sebagai penggerak tindakan yag disebutkan oleh verba tersebut; sedangkan pemilik (bisa juga ketidakpemilikian) juga berupa nomina berciri makna [+bernyawa].
Ø  Tipe 4
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat).Pelaku tindakan berupa nomina berciri makna [+bernyawa] yang dapat mengalami tindakan itu sendiri maupun tidak.Lokasinya berupa frase preposisional.
Ø  Tipe V
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses. Subjek dalam kalimat ini berupa nomina umum yang mengalami proses perubahan keadaan atau kondisi
Ø  Tipe 6
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses-pengalaman.
Ø  Tipe 7
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses benefaktif subjek dalam kalimat yang menggunaan verba tipe VII ini berupa nomina yang mengalami suatu proses atau kejadian  memperoleh atau kehilangan (kerugian).


Ø  Tipe 8
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses-lokatif. Subjek dalam tipe ini berupa nomina yang mengalami suatu proses perubahan tempat (lokasi).
Ø  Tipe 9
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan.Subjek kalimat dalam tipe ini berupa nomina umum yang berada dalam keadaan atau kondisi yang dinyatakan oleh verba tersebut.
Ø  Tipe 10
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan pengalaman.Subjek dalam kalimat yang menggunakan tipe ini adalah sebuah nomina yang berada dalam keadaan kognisi, emosi, atau sensasi.
Ø  Tipe 11
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan benafaktif subjek dalam kalimat yang menggunakan tipe XI ini adalah sebuah nomina yang menyatakan memiliki, memperoleh, atau kehilangan sesuatu.
Ø  Tipe 12
Tipe ini merupakan verba yang menyatakan keadaan-lokatif.Subjek pada kalimat yang mengunakan verba ini adalah nomina yang berada dalam satu tempat atau lokasi.
2.1.3 Kategori Adjektival
Leksem-leksem adjektival dalam bahasa Indonesia secara semantik adalah leksem yang menerangkan keadaan suatu nomina atau menyifati nomina itu. Secara semantik   akjetival dapat dibagi menjadi delapan tipe.
Ø  Tipe 1 adalah leksem ajektif yang menyatakan sikap, tabiat, atau perilaku batin manusia yang termasuk di dalamnya yang dipersonifikasikannya.
Ø  Tipe 2 adalah leksem ajektif yang menyatakan keadaan bentuk.
Ø  Tipe 3 adalah leksem ajektif yang menyatakan ukuran.
Ø  Tipe 4 adalah leksem yang menyatakan waktu dan usia.
Ø  Tipe 5 adalah leksem ajektif yang menyatakan warna.
Ø  Tipe 6 adalah leksem ajektif yang menyatakan jarak
Ø  Tipe 7 adalah leksem ajektif yang menyatakan kuasa tenaga.
Ø  Tipe 8 adalah leksem ajektif yang menyatakan kesan atau penilaian indra.
Perbedaan yang hakiki antara verba-keadaan dengan ajektifal adalah terletak pada fungsinya dalam suatu kontruksi.Pada kontruksi predikat leksem-leksem tersebut cenderung berciri verba sedangkan pada kontruksi atributif berciri ajektiva.Misalnya kontruksi meja batu dan meja itu baru.Pada kontruksi meja baru, leksem baru adalah ajektiva sedangkan pada meja itu baru adalah verba, sebab meja baru adalah kontruksi atributif sedangkan meja itu baru adalah kontruksi predikatif.
2.1.4 Kategori  Pendamping
Kategori pendamping adalah  leksem-leksem tetentu yang mendampingi nomina, verba, ajektif, dan juga klausa untuk memberikan keterangan tertentu yang bukan menyatakan keadaan atau sifat.

Ø  Pendamping Nomina
                        Leksem-leksem pendamping nomina, antara lain, menyatakan:
v  Pengingkaran
v  Kuantitas atau jumlah
v  Pembatasan
v  Tempat berada.
v  Tempat Asal
v  Tempat tujuan atau arah sasaran.
v  Hal atau perkara
v  Alat
v  Pelaku
v  Batas tempat dan batas waktu

Ø  Pendamping Verba
Leksem-leksem pendamping verba, antara lain, menyatakan:
v  Pengingkaran.
v  Berbagai aspek.
v  Berbagai modalitas
v  Kuantitas
v  Kualitas
v  Pembatasan.

Ø  Pendamping  Ajektiva
Leksem-leksem pendamping ajektiva, antara lain menyatakan:
v  Pengingkaran.
v  Kualitas

Ø  Pendamping Klausa
Leksem-leksem pendamping klausa mempunyai posisi yang agak bebas.leksem-leksem itu dapat ditempatkan pada awal klausa di tengah klausa, atau pada akhir klausa. Distribusinya ini tentu saja memberi nuansa makna yang berbeda Leksem-leksem pendamping klausa ini, antara lain, memberi makna:
v  Kepastian
v  Keraguan
v  Harapan
2.1.5 Kategori Penghubung
            Kategori penghubung adalah leksem-leksem tertentu yang bertugas menghubungkan, baik kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, maupun kalimat dengan kalimat secara koordinatif maupun secara subordinatif.

Ø  Penghubung koordinatif
Leksem-leksem penghubung koordinatif, antara lain menyatakan makna:
v   Penghubungan
v   Pemilihan
v   Mengoreksi atau membetulkan
v   Menegaskan
v  Pembatasan
v   Mengurutkan
v  Menyamakan
v   Kesimpulan dari yang sudah dibicarakan sebelumnya

Ø  Penghubung Subordinatif
Penghubung subordinatif menghubungkan dua konstituen yang kedudukannya tidak setingkat.Konstituen yang satu merupakan konstituen bebas, sedangkan konsituen yang lain, yang di mukanya diberi leksem penghubung subordinatif ini merupakan konsituen bawahan yang terikat pada konsituen pertama.Posisi kedua konsituen itu dapat dipertukarkan sehingga penghubung subordinatif itu dapat berada pada awal kalimat maupun ditengah kalimat.Leksem-leksem subordinatif ini antara lain, menyatakan makna:
v   Penyebab
v  Akibat
v  Syarat atau kondisi yang harus dipenuhi
v   Pengandaian
v   Penegasan
v   Perbandingan
v  Tujuan.
v  Waktu
v  Penjelasan
v   Keadaan atau cara



BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kategori makna leksikal mengkaji tentang (1) kategori nominal yang terbagi atas sepuluh tipe, yaitu:  orang, institusi, binatang, tumbuhan, buah-buahan, bunga-bungaan, peralatan, makanan-minuman, geografi, bahan baku; (2) kategori verbal terdiri dari duabelas tipe, yaitu: tindakan, pengalaman, pemilikan, lokasi, proses, proses-pengalaman, memperoleh atau merugi, lokatif, keadaan, keadaan pengalaman, keadaan benefaktif, dan keadaan lokatif; (3) kategori adjektival; (4) kategori pendamping, meliputi: pendamping nomina, pendamping verba, pendamping ajektiva, dan pendamping klausa; (5) kategori penghubung, meliputi: penghubung koordinatif dan penghubung subordinatif.         
3.2 Penutup
Pada kenyataannya pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan singkat, serta dalam penyusunan makalah ini masih memerlukan kritik ataupun saran yang membangun untuk penulis











DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Reneka Cipta.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar